sakit..
parang ini menghampiriku setiap malam
menusuk anak lunak dikepalaku
mengacaukan detakkan didadaku
sakit..
saat setetes racun bersarang dimataku
menggenang bagai lautan
yang membuatku tenggelam
Senin, Juni 29, 2009
Senin, Juni 22, 2009
3 Tahun
Author: Kangkiko
|
Filed Under:
Puisi Rizkinugraha
Kawanku,
berapa rintang yang sudah kita terjang
berapa gelas berisi yang telah kita buang
berapa juta harapan kita yang terbang melayang
berapa rintang yang sudah kita terjang
berapa gelas berisi yang telah kita buang
berapa juta harapan kita yang terbang melayang
kawanku,
bukan sudah disini perjalanan kita
disana masih ada jalan yang membentang
walaupun perih gerimis menghujam
kita bisa
kawanku,
Tak mungkin bisa kita lepas kisah ini
Tak akan bisa kita lupakan betapa pedih perpisahan ini
kita tegar
kawanku,
kusampaikan selamat jalan sekalian
bukan sudah disini perjalanan kita
disana masih ada jalan yang membentang
walaupun perih gerimis menghujam
kita bisa
kawanku,
Tak mungkin bisa kita lepas kisah ini
Tak akan bisa kita lupakan betapa pedih perpisahan ini
kita tegar
kawanku,
kusampaikan selamat jalan sekalian
Ingatlah kami
Author: Kangkiko
|
Filed Under:
Puisi Rizkinugraha
untuk angkatanku (nedutas 2008)
kemarin,kita masih melihat,angkasa menjadi saksi
Dimana kita bersorak-sorai bisa berorientasi
Dan bisa mengejar asa maupun mimpi,,
disini,ditempat ini,,,
Bergemuruh suara langkah kaki seperjuanagn kita,,
berlari mengabdi menoreh mimpi
kenangan-kenangan tercipta setiap langkah maupun kata,
dan kini,matahari berputar lagi,,
sepenggal kehangatan yang menyelimuti kita setiap pagi,,,
kini pergi,,,
sebesit kemarahan yang selalu kita pendam selalu,,,
hanya sebatas kenangan yang sungguh syahdu,,,
Kawanku,kini kita memanggul tiap-tiap sebaris kerinduan,,,
Meninggalkan jejak langkah, yang selalu kita pijakkan,,,
Ingatlah,kami,,,
Jejak kami kan abadi terukir disini,,,
Kawanku,,tinggal kita melangkah ke sudut cerita yang kita buat,,,
dan membuat indah cerita yang telah kita tutup rapat,,,
Dan,kita akan bersama berkumpul lagi,,
disini,,
di hati kita sendiri,,
Ingatlah kami,ingatlah kami,
kemarin,kita masih melihat,angkasa menjadi saksi
Dimana kita bersorak-sorai bisa berorientasi
Dan bisa mengejar asa maupun mimpi,,
disini,ditempat ini,,,
Bergemuruh suara langkah kaki seperjuanagn kita,,
berlari mengabdi menoreh mimpi
kenangan-kenangan tercipta setiap langkah maupun kata,
dan kini,matahari berputar lagi,,
sepenggal kehangatan yang menyelimuti kita setiap pagi,,,
kini pergi,,,
sebesit kemarahan yang selalu kita pendam selalu,,,
hanya sebatas kenangan yang sungguh syahdu,,,
Kawanku,kini kita memanggul tiap-tiap sebaris kerinduan,,,
Meninggalkan jejak langkah, yang selalu kita pijakkan,,,
Ingatlah,kami,,,
Jejak kami kan abadi terukir disini,,,
Kawanku,,tinggal kita melangkah ke sudut cerita yang kita buat,,,
dan membuat indah cerita yang telah kita tutup rapat,,,
Dan,kita akan bersama berkumpul lagi,,
disini,,
di hati kita sendiri,,
Ingatlah kami,ingatlah kami,
Senandungku di kota bogor
Author: Kangkiko
|
Filed Under:
Puisi Rizkinugraha
Kau adalah kau yang kukasihi, dan ku sayangi
di kota yang sangat sejuk serta kukagumi
dalam malam yang telanjang,
kucoba untuk menunjuk satu bintang
akupun berkumandang,
aku ingin bintang itu dapat kupegang
kasihku, bantulah aku
bila kau tak mampu membawakan aku bintang,
pergilah bersamakau ke kota itu
Jangan Berjalan di depanku, sebab aku belum tentu bisa mengikutimu
jangan berjalan di belakangku, sebab aku belum tentu bisa memimpinmu
Berjalanlah disampingku dan kita akan berjalan bersama-sama
Membuat sesuatu yang sempurna,
bukan mencarinya
di kota yang sangat sejuk serta kukagumi
dalam malam yang telanjang,
kucoba untuk menunjuk satu bintang
akupun berkumandang,
aku ingin bintang itu dapat kupegang
kasihku, bantulah aku
bila kau tak mampu membawakan aku bintang,
pergilah bersamakau ke kota itu
Jangan Berjalan di depanku, sebab aku belum tentu bisa mengikutimu
jangan berjalan di belakangku, sebab aku belum tentu bisa memimpinmu
Berjalanlah disampingku dan kita akan berjalan bersama-sama
Membuat sesuatu yang sempurna,
bukan mencarinya
aku, aku, & Kamu
Author: Kangkiko
|
Filed Under:
Puisi Rizkinugraha
kulihat ada satu samudera yang hangat
Memberikan kehangatan kepada orang-orang yang merasa kedinginan
Mencerahkan sentuhan asa, dan pengharapan yang begitu luas
Mendorong keinginan saat keraguan mulai datang
Sungguh bila kamu ada disini
kau akan merasakan kesjukan yang begitu luar biasa
yang akan menggetarkan batang-batang pena di dalam hatimu
Ketakjuban indah
Pesona merekah
Menghayat, mengapung, membelai.
itulah samudera
Memberikan kehangatan kepada orang-orang yang merasa kedinginan
Mencerahkan sentuhan asa, dan pengharapan yang begitu luas
Mendorong keinginan saat keraguan mulai datang
Sungguh bila kamu ada disini
kau akan merasakan kesjukan yang begitu luar biasa
yang akan menggetarkan batang-batang pena di dalam hatimu
Ketakjuban indah
Pesona merekah
Menghayat, mengapung, membelai.
itulah samudera
Kehangatan malam di bulan Juni
Author: Kangkiko
|
Filed Under:
Puisi Rizkinugraha
untuk yang kucintai
Perjalanan malamku lebih hangat kini
Menggenggam tubuhku
Menyelimuti galauku
Akupun tak mengerti
Sedang kutanya bintang dan bulan, entah mereka mau berbagi
Akupun berjalan lagi
Menapaki pengap akan harap yang melayang jadi mimpi
Terasa lagi
Kehangatan yang lama kucari
memeluk peluhku
Hangati Jiwaku
Semakin tak kumengerti
Di tengah jaraj perjalanan
Kuputuskan tuk berhenti
Melihat sekeliling jalan
Masih sepi..
Angin malam menambah gelisahku
Namun tak berarti banyak bagiku
Kala kudapat jawaban untuk semua haruku
Akupun tersenyum
Adalah kehangatan yang menggenggam jiwaku
Memeluk peluhku
Adalah sajak yang kutulis malam ini untukmu
Perjalanan malamku lebih hangat kini
Menggenggam tubuhku
Menyelimuti galauku
Akupun tak mengerti
Sedang kutanya bintang dan bulan, entah mereka mau berbagi
Akupun berjalan lagi
Menapaki pengap akan harap yang melayang jadi mimpi
Terasa lagi
Kehangatan yang lama kucari
memeluk peluhku
Hangati Jiwaku
Semakin tak kumengerti
Di tengah jaraj perjalanan
Kuputuskan tuk berhenti
Melihat sekeliling jalan
Masih sepi..
Angin malam menambah gelisahku
Namun tak berarti banyak bagiku
Kala kudapat jawaban untuk semua haruku
Akupun tersenyum
Adalah kehangatan yang menggenggam jiwaku
Memeluk peluhku
Adalah sajak yang kutulis malam ini untukmu
Kamis, Juni 18, 2009
Jangan Takut, Teman
Author: milzam sutisna
|
Filed Under:
puisi milzamsutisna
Jangan takut, teman
Kau kan berdiri, tegak kembali
Jangan takut, kawan
Kau berdoa berusaha, sesering kali
Jangan lemahkan
Apa yang kau pegang, apa yang kau harapkan
Jangan Putuskan
Apa yang kau putuskan tentang beberapa pilihan
Jangan kau bilang
Rasa sakit itu, rasa sakit itu
Kan kau ucapkan
Rasa gembira itu, rasa gembira itu
Kau kan berdiri, tegak kembali
Jangan takut, kawan
Kau berdoa berusaha, sesering kali
Jangan lemahkan
Apa yang kau pegang, apa yang kau harapkan
Jangan Putuskan
Apa yang kau putuskan tentang beberapa pilihan
Jangan kau bilang
Rasa sakit itu, rasa sakit itu
Kan kau ucapkan
Rasa gembira itu, rasa gembira itu
Jumat, Juni 05, 2009
Yang Tertunda
Author: Crisna
|
Filed Under:
puisi cisna
Aku ingin berdiri
Bangkit dengan beribu pengungkit
Melebur asaku yang telah beku
Mengejar mimpiku yang kini kelabu
Namun..
Kaki ini seakan tak berjari
Kini aku terpejam dalam malam yang menusuk
Membuat raga ini tak bersahaja
Dan tanpa sadar, aku telah tiada..
Bangkit dengan beribu pengungkit
Melebur asaku yang telah beku
Mengejar mimpiku yang kini kelabu
Namun..
Kaki ini seakan tak berjari
Kini aku terpejam dalam malam yang menusuk
Membuat raga ini tak bersahaja
Dan tanpa sadar, aku telah tiada..
Kamis, Juni 04, 2009
?
Author: Crisna
|
Filed Under:
puisi cisna
Jarum terus berdetak mengiringi malam
Aku hanya terdiam dalam bisunya jalan
Meringis, menggigil kedinginan
Aku ingin terbang
Untuk menemukan suatu istana
Dengan raja dermawan
Pembawa kesejahteraan
Meski sayap ini telah terkulai
Aku akan terus berangan
Hingga kutemukan kebahagiaan
Aku hanya terdiam dalam bisunya jalan
Meringis, menggigil kedinginan
Aku ingin terbang
Untuk menemukan suatu istana
Dengan raja dermawan
Pembawa kesejahteraan
Meski sayap ini telah terkulai
Aku akan terus berangan
Hingga kutemukan kebahagiaan
Senin, Juni 01, 2009
Maghrib
Author: milzam sutisna
|
Filed Under:
puisi milzamsutisna
Terlantunkan Al-Quran
dari sudut satu ke sudut lain.
terdengar lagi
hingga adzan berkumandang
Maghrib segera datang!
dari sudut satu ke sudut lain.
terdengar lagi
hingga adzan berkumandang
Maghrib segera datang!
Langganan:
Postingan (Atom)